Selasa, 13 Januari 2015

TUGAS SOFTSKILL 4-BAHASA INDONESIA 2

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2004-2007

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam operasional perusahaan sehingga tidak mempunyai informasi yang riil tentang kondisi perusahaan tersebut. Adanya laporan keuangan sebagai produk manajemen kepada shareholder maupun debtholder dapat membantu investor untuk melihat secara finansial bagaimana jalannya perusahaan dan hasil yang telah dicapai. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. Rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang. Rasio keuangan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio pasar.
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain rasio kas (cash ratio), rasio cepat (quick ratio), dan rasio lancar (current ratio). Rasio leverage digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini 2 antara lain rasio total hutang terhadap modal sendiri (Debt to Equity Ratio/DER), rasio total hutang terhadap total aset (Debt to Total Assets/DTA), dan TIE (Time Interest Earned).
Rasio likuiditas dan rasio leverage merupakan rasio yang mengukur tingkat risiko keuangan perusahaan dalam hubungannya dengan kewajiban terhadap pihak lain. Semakin tinggi risiko ini, semakin besar pula investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat investasi yang dilakukan perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan laba. Namun, hal lain yang muncul adalah semakin besar pula risiko likuiditas yang dapat mengakibatkan perusahaan mengalami gagal bayar dan dapat membawa kearah kebangkrutan. Dua hal inilah yang diperhatikan oleh investor ketika menganalisis risiko hutang perusahaan yang kemudian dapat mempengaruhi keputusan bisnisnya dan juga mempengaruhi harga saham sebuah perusahaan.
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain rasio perputaran persediaan, rasio perputaran aktiva tetap, dan total asset turnover. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain GPM (Gross Profit Margin), OPM (Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On Assets), dan ROE (Return On Equity). Rasio pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Rasio ini 3 antara lain PER (Price Earnings Ratio), dividend yield, DPR (Dividend Payout Ratio), dan PBV (Price to Book Value).
Rasio-rasio ini terutama rasio profitabilitas, merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, investor akan memberikan penilaian yang tinggi karena diyakini akan menghasilkan tingkat return saham yang tinggi. Analisa tentang rasio-rasio ini akan memberikan pedoman bagi para investor untuk menilai kondisi dan kemampuan perusahaan di masa yang akan datang dalam meningkatkan return saham dan kemakmuran mereka.
Terdapat banyak penelitian yang meneliti tentang pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan harga saham (return saham). Seperti yang dilakukan oleh Ulupui (2006) yang meneliti pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEI. Hasil penelitian ini adalah hanya terdapat dua rasio yakni current ratio dan ROA yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Sasongko dan Wulandari (2005) melakukan penelitian pengaruh EVA, ROA, ROE, ROS, BEP, dan EPS terhadap harga saham industri manufaktur di BEI. Hasil penelitiannya adalah EPS berpengaruh secara signifikan terhadap penilaian perusahaan, sedangakan rasio yang lain tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi 5%.
Asyik (1999) menemukan bahwa rasio neraca dan laba rugi memiliki hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan rasio arus kas. Sementara itu Haryanto (2003) meneliti tentang pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan minuman di BEI. Setelah menguji data dari laporan keuangan serta harga saham perusahaan minuman di BEI, maka kesimpulannya bahwa dari beberapa rasio profitabilitas yang digunakan dalam mengukur performa perusahaan ternyata yang mempunyai pengaruh yang signifikan dengan harga saham adalah pengembalian ekuitas/Return On Equity (ROE).
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang mencakup rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio leverage. Perubahan rasio likuiditas diwakili oleh perubahan current ratio yang dipilih untuk melihat pengaruh pengelolaan modal kerja jangka pendek perusahaan terhadap return saham. Perubahan rasio profitabilitas diwakili oleh perubahan Return On Assets (ROA) yang dipilih untuk melihat apakah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset (aktiva) juga mempengaruhi return saham perusahaan tersebut. Perubahan rasio aktivitas diwakili oleh perubahan rasio perputaran persediaan yang dipilih untuk melihat pengaruh pengelolaan persediaan yang baik juga mempengaruhi return saham mengingat rasio perputaran persediaan juga menunjukkan aktivitas perusahaan dan penggunaan investasi jangka pendek. Perubahan rasio leverage diwakili oleh perubahan Debt to Equity Ratio (DER) yang dipilih untuk melihat apakah pengelolaan hutang jangka panjang maupun jangka pendek yang dilakukan oleh manajemen mempengaruhi return saham perusahaan mengingat pembiayaan hutang juga berasal dari penggunaan modal perusahaan.

I.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perubahan rasio keuangan (current ratio, ROA, rasio perputaran persediaan, dan DER) mempengaruhi perubahan harga saham (return saham) perusahaan.

I.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, manfaat penelitian ini adalah untuk memahami pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan harga saham yang merupakan cerminan kondisi finansial perusahaan dan reaksi pasar terhadap kondisi tersebut. Selain itu, penelitian ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.
2. Bagi para investor, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pemahaman investor mengenai kondisi finansial perusahaan sehingga mampu membuat keputusan investasi yang tepat.




DAFTAR PUSTAKA

Asyik, Nur Fadjrih. 1999. “Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol.2 No.2, Juli: 230-250.
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Haryanto dan Toto Sugiharto S. 2003. “Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Minuman di BEI”. Jurnal Ekonomi & Bisnis, No.3, Jilid 8.
Sasongko dan Wulandari. 2005. “Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap
Harga Saham. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Standar Akuntansi Keuangan. 2007. IAI. Jakarta: Salemba Empat.
Ulupui. 2006. “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas
terhadap Return Saham studi pada Perusahan Makanan dan Minuman dengan
Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia”.

TUGAS SOFTSKILL 3-BAHASA INDONESIA 2

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

PENDAHULUAN

Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”
Menurut Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa: “Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.”
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa: “Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan kuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.”
Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan.

PEMBAHASAN

A.    Isi Laporan keuangan
Isi Laporan Keuangan terdiri dari :
1.      Neraca
Neraca menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan. Menurut harahap (2007:107) mengemukakan bahwa: “Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini disusun setiap saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu.”
Dalam penyajiannya neraca dapat dibagi dalam 3 bentuk, menurut Harahap (2002:75) bentuk neraca yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
-          Bentuk Neraca Staffel (Refort Form), Neraca ini dilaporkan satu halaman bertikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.
-          Bentuk Neraca Skontro (Account Form), Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah-menyebelah.
-          Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form), Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh model pemilik. 
2.      Perhitungan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-beban suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih atau kerugian. Kemudian bila perusahaan tidak membagi deviden, maka seluruh hasil akhir tersebut menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi deviden, maka hasil akhir tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan deviden untuk memperoleh nilai laba ditahan.
3.      Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan. Menurut Harahap (2002:93) mengemukakan bahwa: “Laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.”
4.      Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut Rivai, Veithzal dan Idroes (2007:619) mengemukakan bahwa: “Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal disetor, laba yang ditahan dan akun ekuitas lainnya.”
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.

B.     Arti Penting Analisis Laporan Keuangan
Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a.       Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier.
b.      Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
c.       Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
d.      Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
e.       Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja.

C.    Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan
Ada dua jenis analisa laporan keuangan :
1.      Analisis Vertikal (menghubungkan antar pos-pos dalam suatu laporan keuangan): analisis rasio, analisis modal kerja, analisis kas, dan seterusnya.
2.      Analisis Horizontal (menghubungkan pos-pos antar laporan keuangan): analisis perbandingan (baik antar tahun).

D.    Manfaat Analisis Laporan Keuangan
-          Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
-          Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
-          Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
-          Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
-          Dapat mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.
-          Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
-          Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

E.     Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.
Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
a.       Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.
b.      Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.
c.       Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan,laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

F.     Keterbatasan Laporan Keuangan
-          Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
-          Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
-          Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga.
-          Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan suatu uang.

G.    Ratio Keuangan
Salah satu alat analisis laporan keuangan adalah dengan menggunakan analisis Ratio Financial Statement untuk mengetahui prestasi keuangan perusahaan dari tahun ketahun dan hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.
1.      Ratio Likuiditas adalah ratio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan saat ditagih.
2.      Ratio Solvabilitas yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Ratio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang ratio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (bank).
3.      Ratio Provitabiltas / Rentablitas yaitu ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba/keuntungan suatu perusahaan untuk mewujudkan perbandingan antara laba  dengan aktiva/modal yang menghasilkan laba tersebut.
4.      Ratio Aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki.


Berikut adalah laporan keuangan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk tahun 2011, 2012, dan 2013 beserta analisis dan perhitungan 4 Ratio diatas!
Per Desember Tahun 2011 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
1.      Ratio Likuiditas
Current Ratio        = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio        = Rp 10314573 / Rp 1476597
= Rp 6,99
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh 6,99 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang lancer adalah 6,99 : 1.
Quick Ratio           = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio           = (Rp 10314573 – Rp 1327720) / Rp 1476597
= Rp 8986853 / Rp  1476597
= Rp 6,09
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 6,09 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
2.      Ratio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio           = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
Total Debt to Equity Ratio           = (Rp 2417380 / Rp 15733951) X 100%
= 0,15 = 15%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 15% untuk tahun 2011.
To Debt to Asset Ratio     = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio     = (Rp 2417380 / Rp 18151331) X 100%
= 0,13 = 13%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2011 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp 13,- dibiayai dengan hutang dan Rp 87,- disediakan oleh pemegang saham.
3.      Ratio Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal       = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%
Gross Provit Marginal       = Rp 6414223 / Rp 13887892
= 0,46 = 46%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 46%.
Net Profit Marginal           = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%
Net Profit Marginal           = Rp 3601516 / 18151331
= 0,20 = 20%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 20%.
Operating Profit Margin   = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%
Operating Profit Margin   = Rp 4418023 / Rp 13887892
= 0,32 = 32%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity   = (Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity   = Rp 3601516 / Rp 15733951
= 0,23 = 23%
Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan sebesar 23%
4.      Ratio Aktivitas
Inventory Turnover           = HPP / Persediaan
Inventory Turnover           = Rp 60079 / Rp 1327720
= 0,045
Analisis : Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya sebesar 0,045.
Total Asset Turnover        = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover        = Rp 13887892/ Rp 18151331
= 0,76
Analisis : Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya sebesar 0,76.
Receivable Turnover         = Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover         = Rp 13887892 / Rp 1942259
=7,15
Analisis : Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada perusahaan ini Receivable Turnovernya sebesar 7,15.
Working Capital Turnover            = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar – Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover            = Rp 13887892 / (Rp 10314573 - Rp 1476597)
= Rp 13887892 / Rp 8837976
= 1,58
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working Capital Turnovernya sebesar 1,58.
Per Desember Tahun 2012 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
1.      Ratio Likuiditas
Current Ratio        = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio        = Rp 14579400 / Rp 2418762
= Rp 6,03
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh 6,03 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang lancer adalah 6,03 : 1.
Quick Ratio           = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio           = (Rp 14579400 – Rp 1470305) / Rp 2418762
= Rp 13109095 / Rp 2418762
= Rp 5,42
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 5,42 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
2.      Ratio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio           = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
Total Debt to Equity Ratio           = (Rp 3336422 / Rp 19418738) X 100%
= 0,17 = 17%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 17% untuk tahun 2012.
To Debt to Asset Ratio     = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio     = (Rp 3336422 / Rp 22755160) X 100%
= 0,14 = 14%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2012 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp 14,- dibiayai dengan hutang dan Rp 86,- disediakan oleh pemegang saham.
3.      Ratio Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal       = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%
Gross Provit Marginal       = Rp 8269999 / Rp 17290337
= 0,48 = 48%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 48%.
Net Profit Marginal           = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%
Net Profit Marginal           = Rp 4763388 / Rp 22755160
= 0,20 = 20%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 20%.
Operating Profit Margin   = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%
Operating Profit Margin   = Rp 5876742 / Rp 17290337
= 0,34 = 34%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity   = (Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity   = Rp 4763388 / Rp 19418738
= 0,24 = 24%
Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan sebesar 24%
4.      Ratio Aktivitas
Inventory Turnover           = HPP / Persediaan
Inventory Turnover           = Rp 100506 / Rp 1470305
= 0,069
Analisis = Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya sebesar 0,069.
Total Asset Turnover        = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover        = Rp 17290337 / Rp 22755160
= 0,76
Analisis : Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya sebesar 0,76.
Receivable Turnover         = Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover         = Rp 17290337  / Rp 2456113
=7,04
Analisis : Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada perusahaan ini Receivable Turnovernya sebesar 7,04.
Working Capital Turnover            = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar – Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover            = Rp 17290337 / (Rp 14579400 - Rp 2418762)
= Rp 17290337 / Rp 12160638
= 1,42
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working Capital Turnovernya sebesar 1,42.

Per Desember Tahun 2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
1.      Ratio Likuiditas
Current Ratio        = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio        = Rp 16846248 / Rp 2740089
= Rp 6,15
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh 6,15 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang lancer adalah 6,15 : 1.
Quick Ratio           = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio           = (Rp 16846248 – Rp 1473645) /  Rp 2740089
= Rp 15372603 / Rp 2740089
= Rp 5,61
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 5,61 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.

2.      Ratio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio           = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
Total Debt to Equity Ratio           = (Rp 3629554 / Rp 22977687) X 100%
= 0,16 = 16%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 16% untuk tahun 2013.
To Debt to Asset Ratio     = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio     = (Rp 3629554 / Rp 26607241) X 100%
= 0,14 = 14%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2013 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp 14,- dibiayai dengan hutang dan Rp 86,- disediakan oleh pemegang saham.
3.      Ratio Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal       = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%
Gross Provit Marginal       = Rp 8654654 / Rp 18691286
= 0,47 = 47%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 47%.
Net Profit Marginal           = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%
Net Profit Marginal           = Rp 5012294 / Rp 26607241
= 0,19 = 19%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 19%.
Operating Profit Margin   = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%
Operating Profit Margin   = Rp 6064100 / Rp 18691286
= 0,32 = 32%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity   = (Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity   = Rp 5012294 / Rp 22977687
= 0,22 = 22%
Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan sebesar 22%
4.      Ratio Aktivitas
Inventory Turnover           = HPP / Persediaan
Inventory Turnover           = Rp 136248 / Rp 1473645
= 0,092
Analisis : Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya sebesar 0,092.
Total Asset Turnover        = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover        = Rp 18691286 / Rp 26607241
= 0,702
Analisis : Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya sebesar 0,702.
Receivable Turnover         = Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover         = Rp 18691286 / 2519117
= 7,42
Analisis : Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada perusahaan ini Receivable Turnovernya sebesar 7,42.
Working Capital Turnover            = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar – Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover            = Rp 18691286 / (Rp 16846248 - Rp 2740089)
= Rp 18691286 / Rp 14106159
= 1,32
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working Capital Turnovernya sebesar 1,32.
H.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laporan Keuangan
a.       Struktur Permodalan
b.      Aspek Pemasaran
c.       Ekuitas
d.      Pendapatan, Beban, Laba/Rugi, Pendapatan Komperhesif lain dan Total Laba/Rugi Komperhesif
e.       Arus Kas
f.       Kemampuan Membayar Hutang
g.      Tinjauan Operasional
h.      Analisis Kinerja






DAFTAR PUSTAKA