Semarang Sopir bus di Terminal Mangkang mogok kerja. Mereka menolak menolak kenaikan restribusi di terminal ujung Barat kota Semarang. Akibatnya ratusan penumpang terlantar dan terpaksa mencari alternatif angkutan lain.
Ketua Serikat Buruh Transportasi Jawa Tengah, Erwin Pasulley mengatakan, pihaknya sangat keberatan dengan adanya keputusan dari Pemerintah Kota Semarang yang menaikkan retribusi sebesar 300 persen. Ia merasa hal tersebut sangat memberatkan.
"Kenaikan retribusi 300 persen sama sekali tidak masuk akal dan jelas tidak memihak kepada rakyat," katanya di Terminal Mangkang Semarang, Senin (1/10/2012).
Sebelumnya, retribusi yang ditetapkan adalah antara Rp 500 hingga Rp 2000 satu kali masuk terminal. Padahal dalam satu hari satu bus bisa keluar masuk terminal enam hingga tujuh kali.
"Jelas itu sangat memberatkan, jadi kami baik dari angkutan Semarang ataupun Kendal menolak kenaikan restribusi itu," tandasnya.
Meski demikian, ia mengaku akan menerima kenaikan retribusi jika nantinya program optimalisasi terminal bisa membuahkan hasil. Karena selama ini, menurut Erwin, optimalisasi dari pemerintah kota Semarang belum berdampak.
"Bila optimalisasi terminal berhasil, mungkin kami masih bisa menerima. Tapi kenyataannya gagal total, justru menambah susah kami. Kadishub harus diganti!" pungkas Erwin.
Selain mogok, sopir memblokir akses masuk terminal mangkang sejak pukul 08.00 WIB sehingga membuat ratusan penumpang terlantar. Salah satu penumpang, Sri Utami (40) memilih menunggu angkutan lainnya di depan terminal.
"Lha ini saya mau pulang ke Kudus kok enggak bisa. Harus cari angkutan kota ke pasar Johar lalu lanjut ke Kudus, harus oper," keluh Sri Utami.
Sementara itu, beberapa penumpang dengan tujuan dalam kota memilih berjalan kaki menuju halte bus Trans Semarang yang letaknya sekitar 200 meter dari terminal.
Ketua Serikat Buruh Transportasi Jawa Tengah, Erwin Pasulley mengatakan, pihaknya sangat keberatan dengan adanya keputusan dari Pemerintah Kota Semarang yang menaikkan retribusi sebesar 300 persen. Ia merasa hal tersebut sangat memberatkan.
"Kenaikan retribusi 300 persen sama sekali tidak masuk akal dan jelas tidak memihak kepada rakyat," katanya di Terminal Mangkang Semarang, Senin (1/10/2012).
Sebelumnya, retribusi yang ditetapkan adalah antara Rp 500 hingga Rp 2000 satu kali masuk terminal. Padahal dalam satu hari satu bus bisa keluar masuk terminal enam hingga tujuh kali.
"Jelas itu sangat memberatkan, jadi kami baik dari angkutan Semarang ataupun Kendal menolak kenaikan restribusi itu," tandasnya.
Meski demikian, ia mengaku akan menerima kenaikan retribusi jika nantinya program optimalisasi terminal bisa membuahkan hasil. Karena selama ini, menurut Erwin, optimalisasi dari pemerintah kota Semarang belum berdampak.
"Bila optimalisasi terminal berhasil, mungkin kami masih bisa menerima. Tapi kenyataannya gagal total, justru menambah susah kami. Kadishub harus diganti!" pungkas Erwin.
Selain mogok, sopir memblokir akses masuk terminal mangkang sejak pukul 08.00 WIB sehingga membuat ratusan penumpang terlantar. Salah satu penumpang, Sri Utami (40) memilih menunggu angkutan lainnya di depan terminal.
"Lha ini saya mau pulang ke Kudus kok enggak bisa. Harus cari angkutan kota ke pasar Johar lalu lanjut ke Kudus, harus oper," keluh Sri Utami.
Sementara itu, beberapa penumpang dengan tujuan dalam kota memilih berjalan kaki menuju halte bus Trans Semarang yang letaknya sekitar 200 meter dari terminal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar