PETA PEREKONOMIAN INDONESIA
Ø Keadaan Geografis Indonesia
1.
Indonesia terdiri dari berbagai pulau
Republik Indonesia disingkat RI atau
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada
di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia. Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia
disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Terdiri dari 17.508 pulau,
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Sekitar 6.000 di
antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar khatulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya
adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia.
Indonesia berbatasan dengan Malaysia
di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste
di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan
wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India. Indonesia terdiri
dari 5 pulau besar, yaitu : Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula
sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Sebagian ahli membagi Indonesia atas
tiga wilayah geografis utama yakni:
Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan
pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan
Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan
Timor.
2. Indonesia terletak di daratan tropika dengan curah
hujan yang tinggi dan hanya dibedakan ke dalam 2 musim hujan setiap tahun
Indonesia memiliki lebih dari 400
gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari
gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut.
Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of
Fire). Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia. Kedudukan
Geografi Indonesia sepanjang garis khatulistiwa dan posisi sebagai wilayah
pendukung, serta terletak pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera
dengan iklim tropika dan cuaca musim-musim yang memberikan kondisi alamiah
serta kedudukan dan peranan strategis yang sangat tinggi nilainya, baik dalam
percaturan politik ekonomi dan perdagangan khususnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim
di indonesia adalah :
a.
Perairan laut Indonesia
b.
Topgrafi
c.
Letak astronomis
d.
Letak geografis
Indonesia merupakan wilayah kepulauan
yang terdiri dari laut yang luas sehingga terbentuknya iklim laut di Indonesia.
Letak Indonesia secara astronomis berada antara 6° LU-11° LS dan 95° BT- 141° BT
yang merupakan lintang rendah yang menyebabkan iklim di Indonesia tropis.
Indonesia yang secara geografi
terletak diantara benua Asia dan Australia menjadi tempat perlintasan arah
angin yang berganti arah setiap 6 bulan sekali, sehingga Indonesia mengalami
pergantian musim yaitu musim hujan dan kemarau. Karena itu Indonesia
dipengaruhi iklim musim. Terjadinya iklim tropis di Indonesia dikarenakan
rata-rata suhu harian, bulanan dan tahunan tinggi ( lebih dari 18° C),
amplitudo harian kecil. Iklim tropis ini mengakibatkan banyak hujan yang
disebut hujan naik tropika.
Sebaran curah hujan di Indonesia,
hujan di Indonesia akan di mulai pada arah barat kemudian merambat ke arah
timur. Curah hujan di Indonesia bagian barat umumnya lebih tinggi daripada
bagian timur. Hujan bertambah jumlahnya dari dataran rendah ke pegunungan. Di
Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu
iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut.
a. Iklim Musim (Iklim Muson)
Iklim jenis ini sangat dipengaruhi
oleh angin musiman yang berubah-ubah setiap periode tertentu. Biasanya satu
periode perubahan angin muson adalah 6 bulan. Iklim musim terdiri dari 2 jenis,
yaitu Angin musim barat daya (Muson Barat) dan Angin musim timur laut (Muson Timur).
Angin muson barat bertiup sekitar bulan Oktober hingga April yang sifatnya basah
sehingga membawa musim hujan/penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar bulan
April hingga bulan Oktober yang sifatnya kering yang mengakibatkan wilayah
Indonesia mengalami musim kering/kemarau.
b. Iklim Tropis/Tropika (Iklim Panas)
Wilayah yang berada di sekitar garis
khatulistiwa otomatis akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan hanya
memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia
tenggara memiliki iklim tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara
mengalami iklim subtropis. Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah
Indonesia panas yang mengundang banyak curah hujan atau Hujan Naik Tropika.
c. Iklim Laut
Indonesia yang merupakan negara kepulauan
yang memiliki banyak wilayah laut mengakibatkan penguapan air laut menjadi
udara yang lembab dan curah hujan yang tinggi.
3. Indonesia mempunyai sumber pertambangan
Selain kaya akan sumber daya laut
Indonesia juga kaya akan sumber daya tambang seperti emas, timah, tembaga,
minyak bumi, batu bara dan jenis tambang lainnya. Contohnya Pelabuhan
minyak bumi terdapat di Kalimantan Barat, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Hasil olahan minyak bumi berupa bensin,
bensol, minyak tanah, premium, vaselin, parafin, malam, kerosin, dan aspal.
Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui adalah sumber daya alam yang tidak dapat diadakan kembali setelah
digunakan. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui terdapat dalam perut
bumi. Barang-barang yang terdapat dalam perut bumi disebut barang tambang.
Barang tambang tersebut ada yang berbentuk logam, mineral, dan bukan logam.
Apabila telah habis digunakan tidak dapat diadakan lagi. Oleh sebab itu, dalam
pemanfaatannya dibutuhkan pengaturan. Selain itu, penggunaannya perlu dihemat
agar tidak lekas habis.
a. Barang Tambang Logam
Barang tambang logam, antara lain
besi, emas, perak, timah, tembaga, bauksit, nikel, dan mangan.
b. Barang Tambang Bukan Logam
Barang-barang tambang bukan logam,
antara lain minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
c. Barang Tambang Mineral
Mineral termasuk barang tambang bukan
logam. Di antaranya batu kapur, yodium, kalsit, asbes, dan belerang.
Negara Indonesia adalah negara
kepulauan. Wilayahnya terbentang dari Sabang di Nanggroe Aceh Darussalam sampai
Merauke di Papua (Irian Jaya). Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat
banyak. Sumber daya alam itu berupa barang tambang, mineral, tumbuhan, hewan,
dan sebagainya. Semuanya tersebar di berbagai tempat di Indonesia.
Persebarannya terdapat di laut, sungai, hutan, puncak gunung, dataran tinggi,
dataran rendah, maupun dalam perut bumi. Untuk mendapatkan barang tambang yang
masih terdapat di alam perlu dilakukan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah
eksplorasi yaitu melakukan kegiatan penyelidikan dan penelitian pada suatu
daerah yang diperkirakan mengandung barang tambang tertentu. Tahap selanjutnya
adalah eksploitasi yaitu tahap pengambilan atau penambangan barang tambang di
dalam bumi. Wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya alam. Namun
begitu, belum semua potensi yang dimiliki telah dipergunakan secara maksimal.
Ø Mata Pencaharian
Indonesia adalah salah satu negara
yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia
serta Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia juga merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki luas daratan 1.922.570 km²
sedangkan luas perairannya 3.257.483 km². Dari luas daratan dan luas
wilayah perairan tersebut maka mata pencaharian penduduk Indonesia pun beragam.
Ada yang bermata pencaharian pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, dan
ada pula yang bermata pencaharian sebagai pekerja kantoran seperti di kota-kota
besar di Indonesia.
Namun demikian, lebih kurang 70% mata
pencaharian penduduk Indonesia adalah dalam bidang pertanian. Indonesia juga
dikatakan sebagai negara agraris, sebab negara kita begitu besar akan hasil
pangannya contohnya beras dan umbi-umbian. Dengan banyaknya masyarakat
Indonesia yang bermata pencaharian di bidang pertanian dan luasnya lahan
Indonesia untuk di jadikan lahan pertanian, tetapi tetap saja Indonesia masih
mengimpor beras dari luar negri. Dengan ini bukan hanya saja petani di
Indonesia yang dirugikan tetapi pengusaha yang bergelut dalam bidang ini juga
akan merugi. Pemerintah harus bekerja keras untuk memajukan lagi pertanian di
Indonesia, karena Indonesia termasuk negara penghasil pangan terbanyak. Dulunya
pada tahun 80-an Indonesia bisa menjadi negara berswambada beras.
Bukan hanya di sektor pertanian saja,
untuk di sektor perikanan, perkebunan, perternakan pun mengalami kendala yang
berbeda-beda. Untuk di sektor perikanan, para petani yang melaut mengalami
salah satu kendala yaitu mahalnya bahan bakar kapal yang ada. Sedangkan
perkebunan, yaitu mulai habisnya lahan untuk berkebun karena semakin banyak di
bangunnya gedung gedung tinggi seperti: mall, hotel, supermarket,
perumahan-perumahan elit. Dengan semakin banyaknya bangunan-bangunan tersebut
seharusnya diimbangi dengan pesejahteraan para petani, nelayan, dan peternak
pula. Pemerintah di bantu masyarakatpun harus bekerja keras untuk menangani
masalah ini.
Ø Sumber Daya Manusia
Terkait dengan kondisi sumber daya
manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan
angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun
pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang
ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur
terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi
yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja
yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia
masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut
menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas
angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan
proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas
tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32
tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari
pemanfaatan sumber daya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal
asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal
dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan
ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan
pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan
kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat
menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi,
penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi.
Oleh karena itu dimensi daya saing
dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM
melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan. Salah satu
problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan
merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi
pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan
kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.
a. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka
yang menunjukkan banyak atau sedikitnya pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam
kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun. Indonesia merupakan negara yang
memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan data
yang menunjukkan bahwa pada tahun 1980 jumlah penduduk Indonesia adalah 147,49
juta jiwa dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 203,456 juta jiwa.
Adapun tindakan yang telah dan dapat
dilakukan oleh pemerintah adalah:
1)
Program keluarga
berencana
Program keluarga berencana di
Indonesia dimulai sejak tahun 1967 yaitu pada saat Presiden Republik Indonesia
ikut menandatangani deklarasi tentang kependudukan. Selanjutnya pada tahun 1968
pemerintah Indonesia membentuk Lembaga Keluarga Berencana yang berstatus semi
pemerintah. Lembaga Keluarga Berencana ini kemudian diubah menjadi Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang merupakan lembaga resmi pemerintah.
Pada bulan April 1972, status Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
diubah menjadi lembaga pemerintah non-departemen yang berkedudukan langsung
dibawah presiden.
Tujuan dari program ini adalah
mengharapkan laju pertumbuhan akan lebih dapat dikendalikan. Program ini juga
dimaksud akan pemerintah untuk menjelaskan dan membuka kesadaran masyarakat
bahwa memiliki anak banyak akan memberi konsekuensi ekonomis yang lebih berat.
Secara tidak langsung program keluarga berencana ini ingin memprioritaskan segi
kualitas anak, dibanding segi kuantitas.
2)
Meningkatkan sumber
daya manusia yang telah ada
Peningkatan sumber daya manusia yang
telah ada dapat dilakukan dengan pendidikan formal maupun informal, sehingga
dapat menunjang peningkatan produktifitas guna mengimbangi laju pertumbuhan
penduduknya.
b. Persebaran penduduk
Persebaran penduduk atau disebut juga
distribusi penduduk menurut tempat tinggal dapat dibagi menjadi dua kategori
yaitu persebaran penduduk secara geografis dan persebaran penduduk secara
administratif, disamping itu ada persebaran penduduk menurut klasifikasi tempat
tinggal yakni desa dan kota. Secara geografis, penduduk Indonesia tersebar
di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan. Secara administratif
(dan politis), penduduk Indonesia tersebar di 33 propinsi, yang mempunyai lebih
dari 440 kabupaten dan kota.
Permasalahan yang dihadapi berkaitan
dengan persebaran penduduk secara geografis sejak dahulu hingga sekarang adalah
persebaran atau distribusi penduduk yang tidak merata antara Jawa dan luar
Jawa. Penyebab utamanya adalah keadaan tanah dan lingkungan yang kurang mendukung
bagi kehidupan penduduk secara layak. Ditambah lagi, dengan kebijakan
pembangunan di era orde baru yang terkonsentrasi di pulau Jawa, yang
menyebabkan banyak penduduk yang tinggal di luar pulau Jawa bermigrasi dan
menetap di pulau Jawa. Hal ini menyebabkan kepadatan pulau Jawa jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kepadatan penduduk yang berada di pulau-pulau
lainnya.
Penyebaran penduduk yang tidak merata
juga menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum. Akibat
lanjutnya adalah terjadinya ketimpangan daerah miskin dan daerah kaya. Daerah
yang tampak menguntungkan ( khususnya Pulau Jawa ) akan menjadi serbuan dan
perpindahan penduduk dari daerah lainya. Akibatnya daerah di luar Pulau Jawa
yang memang telah ketinggalan dari segi ekonomi, menjadi semakin tertinggal.
c. Angkatan Kerja
Penduduk suatu negara dapat dibedakan
menjadi kelompok tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Pengertian keduanya
dibedakan oleh batas umur kerja. Angkatan kerja atau labour
force adalah jumlah penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64 tahun yang
sedang bekerja ataupun mencari pekerjaan. Usia produktif tersebut dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Bukan
angkatan kerja adalah penduduk dengan usia produktif yang tidak bersedia bekerja.
Ukuran besarnya angkatan kerja bergantung pada besarnya jumlah penduduk yang
sedang mencari pekerjaan.
1.
Dependecy ratio
Indikator ekonomi ini
dipergunakan untuk mengetahui sejumlah mana tingkat beban atau ketergantungan
penduduk yang tidak produktif terhadap penduduk yang produktif. Semakin
tinggi nilai ratio ini semakin berat pula beban yang harus ditanggung oleh
penduduk yang produktif. Hal ini dapat menghambat proses menuju kemakmuran
secara menyeluruh.
DR = Penduduk usia kerja /
Penduduk diluar usia kerja
2.
Tingkat partisipasi
angkatan kerja
Indikator ini dipergunakan untuk
mengetahui sejauh mana presentase penduduk yang telah memiliki usia kerja telah
bekerja/produktif. Semakin tinggi hasil perhitungan indikator ini, semakin baik
pula keadaannya.
TPKA = ( Angkatan kerja /
Penduduk usia kerja ) . 100%
Profil ketenagakerjaan Indonesia
hingga kini ditandai oleh dua masalah utama, yaitu laju pertumbuhan yang
relatif tinggi dan kualitas angkatan kerja yang relatif rendah. Tentu saja
kedua hal ini memerlukan perhatian khusus. Akibat pertambahan penduduk yang
tinggi, maka jumlah angkatan kerja tidak seharusnya terserap. Bahkan semakin
ketatnya persaingan tenaga kerja, maka angkatan kerja muda yang merupakan
tenaga kerja kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntungkan
usaha pembangunan secara nasional karena golongan muda kurang produktif
tersebut merupakan beban. Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan
masalah yang harus ditangani secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan
nasional.
d. Sistem Pendidikan
Pendidikan memang telah menjadi
penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan
bangsa. Oleh karana itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara
lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan
sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang. Ada banyak penyabab mengapa mutu
pendidikan diIndonesia, baik pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah.
Menurut tingkat pendidikannya,
penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk yang buta huruf dan yang melek huruf.
Penduduk yang melek huruf dapat dikelompokkan lagi menurut tingkat pendidikannya,
seperti kelompok tidak sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar, tamat Sekolah Dasar,
tamat Sekolah Menengah Pertama, tamat Sekolah Menengah Atas, tamat
Akademi/Perguruan Tinggi, dll. Data tingkat pendidikan akan akan membantu
pemerintah untuk menganalisis kemajuan penyelenggaraan pendidikan.
Tingkat pendidikan berkaitan erat
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkat pendidikan yang
tinggi memungkinkan penduduk untuk mengolah sumber daya alam dengan baik.
Disamping itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan penduduk
dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, sehingga taraf kehidupan selalu
meningkat. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan
melambatnya kenaikan taraf hidup dan akibatnya kemajuan menjadi terhambat.
Tingkat pendidikan penduduk Indonesia
memang mengalami kemajuan. Meskipun demikian, tingkat pendidikan di Indonesia
masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara di dunia lainnya.
Bahkan dibandingkan dengan negara-negara ASEAN pun Indonesia tergolong paling
rendah. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan. Sebagian penduduk masih menganggap bahwa sekolah itu tidak penting.
Untuk bekal hidup anak cukup melanjutkan pekerjaan orangtuanya secara
turun-temurun.
2. Pendapatan penduduk yang rendah menyebabkan anak tidak
dapat melanjutkan sekolah karena tidak mempunyai biaya.
3. Belum meratanya sarana pendidikan (gedung sekolah,
ruang kelas, buku-buku pelajaran, alat-alat praktikum, guru yang berkualitas,
dll).
Ø Investasi
Kebijakan anggaran pemerintah harus
berorientasi pada investasi pembangunan sumber daya manusia (SDM). Sebab, hanya
dengan cara itu, akan memacu peningkatan kualitas SDM nasional, mengingat saat
ini lebih dari 50 persen tenaga kerja nasional maksimal hanya lulus sekolah
dasar.
Perhatian khusus untuk membangun
manusia Indonesia tersebut, bisa dilakukan dengan memperbesar alokasi anggaran
untuk sektor pendidikan, kesehatan, membuka kesempatan kerja, dan jaminan
sosial.
Yang paling menentukan tingkat biaya
investasi adalah tingkat bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat bunganya,
maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.
Namun, tidak jarang, walaupun tingkat
bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan
biaya total investasi masih tinggi. Faktor yang mempengaruhi terutama adalah
masalah kelembagaan. Misalnya, prosedur izin investasi yang berbelit-belit dan
lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan memperhitungkan nilai
waktu uang dari investasi makin mahal.
a) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
b) Kemajuan teknologi
c) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
d) Keuntungan yang diperoleh perusahaa-perusahaan.
Upaya-upaya yang dapat digunakan untuk membantu
memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan adalah:
1. Lebih mengembangan ekspor komoditi non-migas, sehingga
secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri.
Untuk menunjang langkah ini perlu diusahaan peningkatan nilai tambah dan
kemampuan bersaing dari komoditi-komoditi yang akan diekspor tersebut.
2. Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki
syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut
prinsip prioritas.
3. Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi
para penanaman modal asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk keIndonesia.
4. Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan
dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah, agar mereka
secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka
peningkatan produktifitas.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar